Laura buru-buru turun dari tangga menuju kamar mandi yang terletak di bagian dapur. Memang kamar mandi itu dipakai bersama-sama. Jadi jangan heran jika setiap pagi pasti selalu ada adegan perebutan kamar mandi. Siapa lagi kalau bukan antara Marc dan Alex yang selalu bertengkar menyangkut masalah yang satu ini.
Pernah suatu kali saat Marc sedang mandi, Alex dengan tidak sabaran menggedor-gedor pintu kamar itu hingga rusak, bahkan membuatnya roboh. Ini sudah sering kali terjadi. Baik Julia maupun Roser cuma bisa pasrah. Mulut mereka sudah capek mengomeli anak-anak mereka. Alhasil setiap sebulan sekali, Julia dan Roser pasti harus mengganti pintu kamar mandi mereka dengan yang baru.
Laura hendak memutar kenop pintu kamar mandi itu ketika tiba-tiba saja di saat yang bersamaan Marc keluar dari tempat itu dengan hanya terbungkus selembar handuk di pinggangnya dan memasang ekspresi terkejut saat melihat Laura. Dan entah kesialan yang datang dari mana, tiba-tiba saja handuk itu yang dipakai Marc terlepas dan jatuh ke lantai. Laura terkesiap, tapi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan berteriak seperti lazimnya yang diperlihatkan seorang gadis jika melihat ketelanjangan laki-laki.
Sekilas Laura memandang ngeri ke arah bawah Marc, kemudian buru-buru ia kembali menatap wajah cowok itu. Laura menahan napas, begitu juga dengan Marc. Jantung mereka berdua berdegup kencang. Tidak ada yang bergerak. Marc sama sekali tidak berinisiatif mengambil kembali handuknya, ia terlalu terkejut untuk melakukannya. Sedangkan Laura, ia bingung harus melakukan apa. Mau tutup mata? Ia rasa sudah terlambat.
Lama mereka saling berpandangan dalam diam dengan posisi yang tidak terlalu berjauhan, sampai tiba-tiba saja…
“ASTAGA!!! DEMI YANG KUDUS, APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN???” teriakan Alex yang entah muncul dari mana langsung membuat Marc dan Laura tersentak. Marc buru-buru mengambil handuknya dan Laura melempar pandangannya ke arah jendela besar yang mengarah ke kebun belakang rumah. Pipinya memanas. Sial!
***